Siap-siap Harga Emas Berbalik Arah ke Tren Penurunan Usai Mendekati Rekor Tertinggi

 

Harga emas diperkirakan akan mengalami penurunan setelah sebelumnya menunjukkan tren kenaikan. Mengutip Bloomberg, pada Rabu (17/7) pukul 12.56 WIB harga emas spot ada di level US$ 2.466,99 per ons troi, turun 0,08% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 2.469,08 per ons troi. 

Analis dari Dupoin Indonesia, Andrew Fischer mengatakan bahwa harga emas yang sebelumnya berada di kisaran US$ 2.429 - US$ 2.430 per ons troi, kini telah mengalami kenaikan hingga mencapai US$ 2.479 - US$ 2.480 per ons troi. Namun, dia memperingatkan, tren ini kemungkinan besar akan berbalik arah dan harga emas akan mengalami penurunan kembali.

Diketahui, pada sesi perdagangan Asia hari Selasa (16/7), harga emas menunjukkan kenaikan mendekati level tertinggi baru, dipengaruhi oleh spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) yang akan memangkas suku bunga mulai September. 

Menurut Fischer, secara teknikal, harga emas akan segera memasuki fase penurunan. Meskipun kenaikan sebelumnya telah terjadi, faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi pasar emas menunjukkan bahwa tren penurunan harga emas ini akan terjadi dalam waktu dekat.

Lebih lanjut, Fischer menjelaskan, kenaikan harga emas didorong oleh spekulasi penurunan suku bunga yang meningkat setelah pembacaan inflasi yang lemah dan sinyal dovish dari bank sentral AS. Gubernur The Fed, Jerome Powell, pada hari Senin (15/7), mengindikasikan bank sentral semakin yakin bahwa inflasi akan turun. 

“Meskipun Powell tidak secara langsung mengisyaratkan penurunan suku bunga, pasar menganggap komentarnya sebagai tanda bahwa penurunan suku bunga sudah dekat,” kata Fischer dalam riset hariannya, Rabu (17/7). 

Namun, Fischer bilang, kenaikan harga emas ini dibatasi oleh ketahanan dolar AS yang dipengaruhi oleh meningkatnya spekulasi bahwa Donald Trump akan memenangkan masa jabatan kedua sebagai presiden. 

“Rebound dolar dari level terendah lebih dari satu bulan minggu ini menahan kenaikan harga emas. Trump diperkirakan akan memberlakukan lebih banyak kebijakan perdagangan proteksionis, yang berpotensi meningkatkan inflasi dan mendukung dolar,” kata dia. 

Sementara, harga logam mulia lainnya bervariasi pada hari Selasa (16/7). Platinum futures turun 0,3%, sementara silver futures naik 0,2%. Di antara logam-logam industri, harga tembaga stabil di tengah kekhawatiran terhadap China. 

Copper futures di London Metal Exchange turun 0,1% menjadi US$ 9.795,50 per ton, sementara copper futures satu bulan naik 0,2% menjadi US$ 4,521 per pon. Data Produk Domestik Bruto (PDB) China yang lebih lemah dari perkiraan menimbulkan keraguan akan pemulihan ekonomi di negara tersebut, yang dapat berdampak buruk pada permintaan tembaga.

Dengan mempertimbangkan analisis teknis dan kondisi pasar saat ini, Fischer memprediksi bahwa harga emas akan mengalami penurunan dalam waktu dekat. 

Menurut dia, meski spekulasi mengenai penurunan suku bunga oleh The Fed dapat memberikan dukungan jangka pendek bagi harga emas, ketahanan dolar dan faktor politik global seperti pemilihan presiden AS akan tetap menjadi faktor penting yang mempengaruhi pergerakan harga emas ke depannya.

Sumber : Kontan

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel