Pentingnya Edukasi Tentang Perbankan


Sepak terjang lembaga perbankan yang sudah bertahun-tahun tumbuh dan berkembang di negara kita bagi sebagian masyarakat khususnya masyarakat kecil masih menjadi “ momok “ yang menakutkan. 

Mereka masih melihat bahwa bank-bank yang berdiri megah dengan segala asesoris yang mentereng merupakan tempat bagi orang-orang yang berkantong tebal dan terkesan eksklusif atau mewah.

Maka tidak mengherankan bila masyarakat kecil apalagi masyarakat pedesaan masih banyak yang awam terhadap produk-produk perbankan atau sistem kerja di perbankan. Mereka lebih mengenal sistem kerja dan produk-produk dari para rentenir, tengkulak atau mendreng yang tidak terkesan formal.

Meningkatkan Citra Layanan

Edukasi perbankan yang merupakan program pemerintah ini sedikit banyak akan mengubah paradigma dalam perbankan. Apalagi tujuan pemerintah adalah membuat masyarakat agar semakin mengenal lembaga perbankan dan juga produk-produknya. 

Agar masyarakat semakin cinta dan mengenal perbankan secara menyeluruh, hendaknya lembaga perbankan harus semakin berani memberikan pelayanan yang baik dan optimal. 

Bukan mustahil bila dalam melayani masyarakat ada kesan bahwa orang-orang yang berduit, dengan pakain rapi dan perlente  akan mendapat layanan istimewa sedangkan masyarakat yang terkesan ndeso dengan pakaian lusuh akan mendapat layanan yang asal-asalan. 

Lembaga perbankan harus semakin berani membangun brand image sehingga masyarakat pun akan merasa nyaman ketika akan berhubungan dengan lembaga perbankan.

Bagaimana masyarakat akan merasa nyaman dan mengenal produk-produk perbankan jika ketika akan menabung, transfer atau meminjam uang sudah mendapat pelayanan kurang menyenangkan. 

Atau bahkan merasa terasing ketika masuk ke gedung yang mentereng karena tidak ada petugas yang menyapa atau mengarahkan. 

Masalah-masalah yang sepele seperti ini tentunya perlu mendapat perhatian agar program edukasi perbankan yang merupakan program pemerintah ini dapat berhasil.

Pembelajaran dan Keterbukaan

Program edukasi ini akan membantu masyarakat dalam proses pembelajaran tentang seluk beluk yang ada di dunia perbankan. Ada beberapa poin yang bisa masyarakat petik dari program edukasi perbankan ini. Pertama, masyarakat belajar selektif. Sikap selektif ini akan membantu masyarakat dalam memilih produk perbankan yang di tawarkan oleh pihak perbankan. 

Masyarakat akan semakin tahu produk mana yang cocok dan menguntungkan. Sehingga masyarakat tidak main hantam kromo ketika menentukan pilihan produk perbankan.

Kedua, belajar pro-aktif. Masyarakat harus berani untuk bersikap pro-aktif yang dapat mereka tunjukkan dengan semakin kritis dan tidak takut untuk selalu menanyakan hal-hal baru yang belum mereka mengerti ketika mereka berhubungan dengan pihak perbankan. 

Misalnya masyarakat jangan takut untuk menanyakan berapa biaya administrasi setiap bulan, biaya transfer, saldo minimum, pajak. Karena dengan semakin kita aktif bertanya kita tidak akan merasa kaget jika rekening kita tiba-tiba terdebet secara otomatis karena saldo kita minimum atau dipotong karena pajak. 

Banyak masyarakat yang enggan untuk bertanya kepada petugas bank karena merasa malu. Ketiga, bersikap hati-hati. Masih banyak masyarakat kita yang kurang hati-hati ketika melakukan transaksi menggunakan fasilitas perbankan seperti kartu ATM, SMS Banking. 

Banyak kejadian pembobolan lewat ATM karena masyarakat kita tidak hati-hati ketika menggunakan ATM. Masyarakat kita masih sembrono menyimpan nomor personal identification number (PIN) yang merupakan nomor sangat rahasia. 

Seperti misal masih ada kebiasaan menuliskan PIN di balik kartu ATM dengan tujuan agar lebih mudah mengingat ketika ingin menggunakan kartu ATM. Namun kecorobohan ini akan membawa kerugian materi yang tidak sedikit jika ada oknum-oknum nakal yang memanfaatkan kartu ATM.

Dengan adanya program edukasi perbankan ini masyarakat pun mempunyai harapan pula kepada lembaga perbankan agar lebih berani bersikap transparan ketika menawarkan produk-produk mereka. Banyak lembaga perbankan ketika menawarkan produknya yang mereka tonjolkan hadiah-hadiah yang menarik. 

Dengan satu tujuan dapat menarik nasabah sebanyak-banyaknya. Tetapi bisa kita hitung dengan jari berapa banyak perbankan yang ketika menawarkan produknya secara gamblang dan detail memberitahukan kepada nasabah mengenai tetek bengek beban biaya yang akan menjadi tanggungan nasabah. 

Kadang petugas perbankan akan memberitahukan beban biaya seperti biaya pemeliharaan rekening, biaya saldo minimum, pajak hanya kalau nasabah bertanya. Sebenarnya masih banyak masyarakat kita yang belum tahu mengenai aturan main dalam hal biaya administrasi bulanan. 

Mereka tidak paham kalau setiap bulannya ada biaya yang secara langsung mengurangi saldo, seperti biaya pemeliharaan rekening, biaya saldo minimum.  biaya transfer, akumulasi transaksi kredit atau debet..

Masalah ini yang kadangkala menjadi masalah yang serius bahkan tidak sedikit yang melayangkan surat keluhan ke surat kabar. Hendaknya perbankan pun berjiwa “ satria “ dengan berani membeberkan biaya-biaya yang akan dikenakan kepada masyarakat. Sehingga tidak akan menimbulkan gesekan-gesekan yang serius antara lembaga perbankan dengan nasabah..

Bagi perbankan sendiri program edukasi perbankan ini menuntut pihak perbankan untuk semakin meningkatkan product knowledge bagi setiap pegawainya. Bagaimana program edukasi akan berhasil jika tenaga-tenaga yang diterjunkan ke masyarakat tidak tahu produk yang mereka tawarkan. 

Masyarakat pun tidak semakin mengenal produk-produk perbankan tetapi malah semakin bingung. Maka pengetahuan product knowledge ini hukumnya wajib.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel