Modus Kejahatan Soceng Lewat Whatsapp

Penipuan Soceng melalui WhatApp sangat marak dewasa ini
Ilustrasi Modus Kejahatan Soceng melalui WhatsApp(dok.pixabay.com)

Sobatku semua

Saat ini semua orang sudah mempunyai alat komunikasi yang canggih dan lebih efisien. Alat komunikasi itu disebut dengan handphone. Dalam setiap handphone yang dimiliki oleh masyarakat pasti terdapat fasilitas yang disebut dengan WhatsApp atau lebih sering disingkat dengan WA.
Banyak yang memilih WhatsApp ini karena mempunyai beberapa keuntungan yaitu pertama, bahwa dengan menggunakan WhatsApp pemilik handphone tidak dikenai biaya tambahan. Kedua, dengan menggunakan WhatsApp sudah bersifat  multimedia yaitu bisa mengirimkan foto atau video. Ketiga bisa digunakan untuk menelpon. Keempat, bisa untuk melakukan komunikasi dalam group.

Munculnya WhatsApp ini menunjukkan dan sebagai bukti  adanya kemajuan teknokogi khususnya teknologi informasi. Hampir semua orang di seluruh dunia kalau ditanya apakah sudah mengenal dan menggunakan WhatsApp ? 

Pasti jawabnya sama : sudah !

Memang WhatsApp ini sudah banyak dikenal oleh hampir semua orang baik dari semua lapisan golongan, status sosial, dan pendidikan sudah mengenal WhatsApp. Dari anak-anak sekolah dasar sampai orang tua agar lebih mudah berkomunikasi dengan saudara,atau tema-teman lamanya pasti menggunakan WhatsApp.

Kemajuan teknologi handphone saat ini sudah membiasakan  usia anak-anak sampai orang lanjut usia sudah menggunakan WhatsApp sebagai media komunikasi verbal. Mereka tidak perlu lagi datang ke rumah teman, anak atau saudara bila ingin mendengar kabar. Cukup menuliskan pesan lewat WhatsApp kabar dari teman, anak atau saudara sudah langsung dapat diterima. 

Bagi mereka  yang bekerja di kantor, pengusaha, wiraswasta, dan juga mereka yang sudah tidak bekerja pun WhatsApp tetap menjadi sarana yang lebih efektif dan efisien untuk melakukan dan mendukung aktivitas mereka. 

Bahkan ada sesuatu yang menarik dari WhatsApp ini yaitu bahwa setiap orang atau kelompok orang dapat dipastikan juga mempunyai WhatsApp grup atau WAG. Baik itu grup sekolah, grup arisan, grup kampung atau grup alumni, dan grup yang lainnya yang dibuat sesuai dengan kebutuhannya. 
Maka lebih tepatnya bahwa komunikasi verbal lewat WhatsApp lebih banyak digunakan oleh jutaan orang di seluruh dunia dibandingkan komunikasi secara face to face (tatap muka). 

Bisa kita lihat juga berapa juta orang di saat hari raya besar keagamaan yang menggunakan WhatsApp ini untuk menyampaikan komunikasi verbal dengan menuliskan ucapan selamat hari raya. 
Ya. Untuk saat ini memang semuanya serba cepat. Bila kita kembali menengok kebelakang, di saat belum ditemukan handphone yang menjadi sarana untuk melakukan kirim pesan melalui WhatsApp. 

Ketika kita akan mengirimkan kabar kepada anak, saudara atau handai taulan yang berada di luar daerah,  harus dengan surat. Kabar yang kita kirimkan itu pun tidak bisa langsung diterima oleh anak, saudara atau handai taulan. Baru beberapa hari kemudian kabar tersebut diterima. Tetapi di jaman yang serba digital ini hanya dalam hitungan detik kabar yang akan kita kirim kepada sanak saudara di luar daerah sudah dapat diterima. 

Demikian juga ketika hari raya, biasanya kalau kita akan mengirimkan ucapan selamat hari raya masih menggunakan kartu ucapan. Kemudian kartu ucapan itu kita kirimkan ke teman, sanak saudara dan handai taulan melalui jasa pos. Tetapi kartu ucapan baru diterima oleh penerima selang beberapa hari kemudian.

Selain untuk aktivitas komunikasi verbal, WhatsApp juga saat ini bisa digunakan untuk sarana mengirimkan pesan untuk aktivitas keuangan. Kita ambil contoh untuk pengiriman kode transaksi atau nomor rekening pun sudah bisa dilakukan melalui WhatsApp. 

Namun dengan semakin mudahnya mengirimkan sesuatu yang berbau aktivitas keuangan, ternyata dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan pribadi. Mereka melakukan aksi jahatnya berupa penipuan dengan memanfaatkan layanan WhatsApp. Sudah banyak korban yang dirugikan dengan tindak kejhatan khususnya penipuan melalui WhatsApp.

Modus Kejahatan Menggunakan WhatsApp

Layanan WhatsApp merupakan terlahir dari hasil adanya kemajuan teknologi. Dengan semakin majunya teknologi tentunya harapan kita semua agar dapat meringankan beban atau tugas dari masyarakat, baik yang bekerja di kantor maupun sebagai wiraswasta.

Tetapi dengan adnya kemajuan teknologi ini telah dimanfaatkan dan disalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Mereka merupakan sindikat yang memanfaatkan teknologi untuk merugikan orang lain dan mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri.

Berbagai modus kejahatan soceng khususnya kejahatan penipuan yang menggunakan sarana WhatsApp menjadi jalan untuk melancarkan aksinya.

1.Menggunakan kertas bekas bukti pengiriman dari jasa ekspedisi

Untuk jaman yang serba cepat dan maju seperti saat ini, belanja secara on line sudah menjadi gaya hidup masyarakat kita. Berbeda dengan 30 atau 50 tahun yang lalu, kalau akan belanja barang harus datang ke toko, itu pun masih direpotkan dengan antrian yang panjang. 
Tetapi untuk saat ini cukup dengan pesan lewat WhatsApp melalui toko on line barang yang kita pesan sudah sampai di rumah. Tidak susah harus antri di depan kasir. 
Karena dengan mudahnya jasa ekspedisi mengantar barang sampai ke rumah, ternyata membuka ide para pelaku kejahatan untuk melakukan aksi jahatnya. 

Dengan memanfaatkan pesan yang dikirim melalui WhatsApp, modus yang digunakan yaitu pelaku menyamar sebagai kurir ekspedisi yang akan mengantarkan pesanan barang yang berupa paket. Tetapi sebelum mengirimkan barangnya pelaku terlebih dahulu mengirimkan tulisan foto resi tetapi dalam bentuk file dengan format APK (Android Package Kit ).
 
Apa akibatnya? 

Apabila penerima pesan tersebut langsung membuka file yang dikirim oleh pelaku, maka resiko yang dihadapi bahwa pelaku dapat menguras saldo rekening penerima tanpa disadari oleh pemilik rekening. 
Yang sungguh mengherankan lagi bahwa pemilik rekening atau orang yang mendapatkan pesan itu tidak pernah memberikan data-data pribadi dan juga tidak merasa mendapat perintah dari pelaku untuk memasukkan password atau data-data pribadi.

Tetapi meskipun pemilik rekening atau korban tidak merasa mengisi data-data penting, ternyata pelaku modus penipuan ini bertujuan untuk mencuri data OTP (One-Time Password). Biasanya OTP ini dikirimkan melalui SMS.

Ketika pemilik rekening atau orang yang menerima file ini melakukan klik pada file, secara otomatis file yang di klik akan terinstal dengan memunculkan tampilan yang menarik perhatian dari orang yang menerimanya, seperti tampilan di jasa ekspedisi. 

2.Modus menggunakan struk tagihan listrik

Pelaku kejahatan ini memang banyak akal dan cara untuk mengelabui calon korbannya. Tujuannya hanya satu agar calon korbannya menderita kerugian puluhan juta bahkan ratusan juta. Dari modus penipuan melalui WhatsApp ini, pelaku selain memanfaatkan jasa ekspedisi ternyata juga memanfaatkan tagihan listrik PLN untuk digunakan sebagai sarana menipu calon korbannya.

Ketika melancarkan aksinya, pelaku juga melakukan penyamaran seperti yang dilakukan ketika menggunakan jasa ekspedisi dengan berpura-pura sebagai petugas dari PLN dan mengirimkan tagihan listrik kepada calon korban.

Modus dari pelaku ini, berusaha memberitahukan kepada calon korban bahwa selama tiga bulan belum membayar tagihan listrik. Bahkan untuk meyakinkan calon korban, pelaku menulsikan ID pelanggan yang merupakan nomor yang digunakan pelanggan listrik untuk melakukan pembayaran.

Kita semua tahu bila selama tiga bulan belum melakukan pembayaran listrik, maka pihak PLN akan memutuskan saluran lsitrik yang terhubung dengan rumah kita. Apabila sudah terlanjur diputus maka untuk mengembalikan sambungannya biasanya dikenai biaya yang mahal.

Bagi masyarakat yang ketakutan bila saluran listriknya akan diputus maka tanpa pikir panjang lagi dan juga dalam kondisi panik, calon korban akan mengklik file yang dikirimkan oleh pelaku kejahatan tersebut. File yang dikirimkannya juga berupa file APK. Tujuan dari pelaku sama yaitu untuk membobol saldo rekening calon korban.

3.Modus undangan pernikahan online

Saat ini kita sudah memasuki era digitalisasi sehingga semuanya serba digital, termasuk untuk undangan pernikahan sudah banyak menggunakan undangan yang dibuat secara digital dan disebarkan secara on line. Meskipun masih ada juga yang menggunakan undangan berupa kartu. 

Tetapi yang saat ini lagi viral adalah undangan pernikahan secara on line. Biasanya undangan ini disebarkan oleh pengundang dengan secara on line melalui WhatsApp.
Nah. Modus ini memang memanfaatkan momen-momen penting atau yang baru viral untuk melancarkan aksinya. Dengan berpura-pura menyebarkan undangan pernikahan melalui WhatsApp kepada calon korbannya secara acak.

Dalam undangan pernikahan yang disebarkan pelaku ini juga menggunakan file APK seperti modus-modus penipuan melalui WhatsApp yang lain. Ketika korban mengklik file APK tersebut secara otomatis pula pelaku dapat mencuri data-data penting dari korban.
Untuk undangan pernikahan on line yang resmi atau asli dan tidak ada unsur penipuannya, ketika pengundang mengirimkan undangan on line biasanya hanya memberikan tautan bukan berupa aplikasi APK.

Cara-cara Menghindari Penipuan Melalui WhatsApp

Tentunya kita semua tidak ingin menjadi korban dari pelaku kejahatan yang memanfaatkan teknologi untuk merugikan orang lain. Tujuan dari semua aksi kejahatan melalui WhatsApp ini untuk menguras saldo rekening dari orang yang dijadikan sasaran.

Sebenarnya ada beberapa tips yang bisa digunakan untuk benteng agar terhindar dari sasaran pelaku penipuan melalui WhatsApp.

Apa saja cara-caranya ?

1.Menghapus Langsung  pesan WhatsApp dari nomor yang tidak dikenal

Langkah untuk menghapus file yang tidak dikenal dari nomor handphone yang tidak dikenal merupakan langkah antisipasi yang memang harus dilakukan. Jangan sampai karena keingintahuan dan rasa penasaran akahirnya file yang merupakan jebakan batman dari pelaku malah kita buka. 

2.Memilah-milah secara selektif mengunduh aplikasi

Ketika akan mengunduh aplikasi pastikan bahwa aplikasi merupakan aplikasi yang dapat dipercaya atau mengunduh melalui aplikasi resmi. Aplikasi resmi bisa diunduh melalui App Store dan Play Store.

3.Pastikan keaslian nomor telepon penelepon

Kadangkala tidak kita sadari dan mungkin baru sibuk, secara otomatis kita mengangkat telepon yang masuk ke handphone kita. Sebaiknya sebelum menerima telepon pastikan bahwa nomor telepon itu nomor asli dengan menghubungi call center resmi dari perusahaan. 
Segera tutup atau jangan diangkat bila nomor telepon tidak kita kenal. Atau penelepon menanyakan data-data yangmengarah kepada privasi kita.

4.Jangan memberikan data penting seperti OTP, pin atau nama ibu kandung 

Karena data-data penting tersebut merupakan data yang selalu menjadi sasaran pelaku kejahatan kepada calon korbannya. 
Karena apabila data-data penting seperti kode OTP, nomor pin atau nama ibu kandung berhasil dicuri, maka akan dengan mudah saldo rekening akan dibobol. Jangan pernah diberitahukan kepada siapa pun data-data penting itu.

5.Up date rekening di kantor bank secara berkala

Tidak ada salahnya bila kita sebagai pemilik rekening di bank melakukan up date mutasi rekening yang ada di rekening kita. Dengan rajin melakukan up date rekening maka kita dapat akan dengan cepat mengetahui transaksi-transaksi yang dianggap janggal atau mencurigakan. Sehingga dengan mengetahui lebih awal transaksi rekening yang dianggap janggal dapat memperkecil kerugian. Dan untuk secepatnya kita ambil tindakan pencegahannya.

Sobatku semua

Itulah beberapa modus kejahatan yang dilakukan oleh pelaku kejahatan yang memanfaatkan WhatsApp sebagai sarana untuk melancarkan aksinya.
Kunci utama agar terhindar dari modus penipuan ini salah satunya kita tetap selalu waspada dan berhati-hati.

Jangan mudah terpengaruh atau bujuk rayu dari orang yang tidak kita kenal atau juga kiriman pesan atau telepon dari nomor telepon yang tidak kita kenal. 

Pastikan bahwa data-data rahasia seperti nomor pin, user ID, password, kode OTP juga nama ibu kandung kita tidak pernah kita berikan kepada orang lain.

Jangan segan-segan untuk mengganti nomor pin secara berkala sehingga nomor pin kita tetap terjaga kerahasiaannya. Karena nomor pin merupakan nomor yang sangat rahasia yang tidak boleh diketahui oleh orang lain. Bahkan petugas bank pun tidak boleh mengetahuinya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel